Kerajaan Kutatanggeuhan memiliki seorang Raja bijaksana bernama Prabu Suwartalaya dengan permaisurinya yang bernama Ratu Purbamanah. Namun, kebahagiaan mereka belum lengkap karena tak kunjung mendapatkan momongan. Pada suatu hari, Sang Raja bertapa disebuah Gua dan memohon doa akan mendapatkan momongan.
Doa tersebut dikabulkan dan beberapa minggu setelah itu permaisuri hamil. Mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang cantik bernama Putri Gilang Rukmini. Tidak hanya mendapatkan kasih sayang penuh dari orang tuanya, semua rakyat di Kerajaan Kutatanggeuhan juga sangat menyayangi sang puteri. Akan tetapi, sikap putri menjadi sangat manja hingga berperilaku kasar.
Pada suatu acara untuk merayakan ulang tahun puteri yang ke-17, Sang Raja mengadakan pesta besar-besaran dan semua rakyat boleh datang. Rakyat sangat antusias dan menyiapkan hadiah istimewa untuk si puteri. Mereka membuat jalung yang sangat indah, terbuat dari emas terbaik dengan batu permata yang beraneka warna.
Tibalah saatnya acara dimulai. semua rakyat berkumpul dan sangat antusias dengan kehadiran Raja, Permaisuri, dan juga Sang Puteri. Rakyat memberikan kotak berisi kalung kepada Raja. Sang Raja dan Permaisuri memberikan kotak kepada Puteri dan meminta untuk membukanya. Melihat kalung tersebut, puteri enggan untuk membuka dan tidak terlalu tertarik dengan hadiah tersebut.
Di depan rakyat dan kedua orang tuanya, Puteri membanting kalung hingga jatuh berkeping – keping. Ratu menangis melihat kelakuan puterinya. Semua rakyat juga ikut menangis tiada henti, sampai istana basah oleh air mata. Tiba – tiba dalam tanah keluar air yang sangat deras dan semakin banyak. Kerajaan kutatanggeuhan tenggelam dan tercipta sebuah danau.
Konon danau tersebut sering berubah warna ketika memantulkan cahaya matahari. Warga percaya perubahan warna pada danau dikarenakan kalung dari Putri Gilang Rukmini. Karena perubahan warna itulah, Telaga tersebut dinamai Telaga Warna.
Komentar
Posting Komentar